Masyarakat Indonesia banyak dikenal sebagai masyarakat yang mempunyai jiwa sosial yang kuat. Tak heran lagi, jiwa sosial tersebut sudah melekat sejak jaman penjajahan maupun sebelum masa penjajahan (Jaman kerajaan). Artinya semua ini diwariskan dari nenek moyang mereka atau sudah menjadi turunan/kebiasaan mereka yang bisa dilihat saat ini. Tentunya semua itu berdampak baik bagi semuanya. Jiwa sosial masyarakat Indonesia seperti Gotong Royong, Tenggang rasa dan juga Musyawarah.
Gotong Royong yaitu wujud nyata suatu kelompok yang saling membantu disaat satu orang mengalami kesulitan atau bersama bahu membahu agar kesulian tersebut menjadi ringan dikerjakan bersama.
Contoh wujud nyata gotong royong ;
warga bersama-sama mengeruk saluran air agar saat musim hujan air mengalir dengan baik dan tidak terjadi banjir.
(www.Mupeng.com)
4 orang polisi yang sedang membantu mendorong mobil yang mogok.
(www.hinamagazine.com)
Tenggang rasa adalah sikap toleransi, saling menghargai antar masyarakat yang diwujudkan dalam mau menerima satu dengan yang lain tanpa memandang perbedaan suku, agama, rasagar terwujud persatuan kesatuan.
Contoh sikap tenggang rasa ;
Toleransi antar umat beragama sangatlah penting, seperti saat-saat hari raya keagamaan. Haruslah antar anggota masyarakat yang berbeda agama menghargai umat beragama lain yang sedang merayakannya.
(www.pasarkreasi.com)
Antar kepala negara mempunyai wujud sikap tenggang rasa. Agar perdamaian terwujud.
(www.vhrmedia.com)
Musyawarah adalah kegiatan berkumpul bersama menyelesaikan masalah yang ada dengan pendapat, usulan berbeda hingga mencapai satu suara terbanyak yang harus diterima dan dilaksanakan dengan hati yang bijak juga bertanggung jawab.
Contoh kegiatan musyawarah ;
Masyarakat daerah sering berkumpul disuatu tempat warganya untuk bermusyawarah masalah yang ada didaerahnya.
(www.forumpengembanganmasyarakat.wordpress.com)
Para anggota DPR MPR yang sebagai wakil masyarakat bermusyawarah untuk memberi pendapat usulan demi kemajuan hidup masyarakat.
(www.dwikisetiyawan.wordpress.com)
Itulah contoh wujud sikap sosial masyarakat indonesia yang harus tetap dipertahankan dan diwariskan terus sampai ke anak cucu sebagai penerus bangsa. Juga sebagai kekayaan nasional yang tidak bisa digantikan.
Musik di Indonesia banyak macamnya. Apalagi musik tradisional, hampir setiap daerah dari Sabang sampai Merauke mempunyai jenis alat musik yang khas. Itu menunjukan betapa kayanya bangsa Indonesia ini.
Berikut ada beberapa jenis alat musik tradisional tersebut, yaitu :
Kolintang
(www.Kolintang.co.id/image)
PRANALAR
Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang mempunyai bahan dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah. Jenis kayu yang digunakan seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar).Kata Kolintang berasal dari bunyi : Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu Dalam bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: "Mari kita ber Tong Ting Tang" dengan ungkapan "Maimo Kumolintang" dan dari kebiasaan itulah muncul nama "KOLINTANG” untuk alat yang digunakan bermain.
B - Bas = Loway C - Cello = Cella T - Tenor 1 = Karua - Tenor 2 = Karua rua A - Alto 1 = Uner - Alto 2 = Uner rua U - Ukulele = Katelu M - Melody 1 = Ina esa - Melody 2 = Ina rua - Melody 3 = Ina taweng
FUNGSI SETIAP ALAT
MELODY Fungsi pembawa lagu, dapat disamakan dengan melody gitar, biola, xylophone, atau vibraphone. Hanya saja dikarenakan suaranya kurang panjang, maka pada nada yang dinginkan; harus ditahan dengan cara menggetarkan pemukulnya( rall). Biasanya menggunakan dua pemukul, maka salah satu melody pokok yang lain kombinasinya sama dengan orang menyanyi duet atau trio (jika memakai tiga pemukul). Bila ada dua melody, maka dapat digunakan bersama agar suaranya lebih kuat. Dengan begitu dapat mengimbangi pengiring (terutama untuk Set Lengkap) atau bisa juga dimainkan dengan cara memukul nada yang sama tetapi dengan oktaf yang berbeda. Atau salah satu melody memainkan pokok lagu, yang satunya lagi improvisasi.
CELLO Bersama melody dapat disamakan dengan piano, yaitu; tangan kanan pada piano diganti dengan melody, tangan kiki pada piano diganti dengan cello. Tangan kiri pada cello memegang pemukul no.1 berfungsi sebagai bas, sedangkan tangan kanan berfungsi pengiring (pemukul no.2 dan no.3). Maka dari itu alat ini sering disebut dengan Contra Bas. Jika dimainkan pada fungsi cello pada orkes keroncong, akan lebih mudah bila memakai dua pemukul saja. Sebab fungsi pemukul no.2 dan no.3 sudah ada pada tenor maupun alto.
TENOR I & ALTO I Keenam buah pemukul dapat disamakan dengan enam senar gitar.
ALTO II & BANJO Sebagai ukulele dan "cuk" pada orkes keroncong.
ALTO III (UKULELE) Pada kolintang, alat ini sebagai ‘cimbal’, karena bernada tinggi. Maka pemukul alto III akan lebih baik jika tidak berkaret asal dimainkan dengan halus agar tidak menutupi suara melody (lihat petunjuk pemakaian bass dan melody contra).
TENOR II (GITAR) Sama dengan tenor I, untuk memperkuat pengiring bernada rendah.
BASS Alat ini berukuran paling besar dan menghasilkan suara yang paling rendah.
SUSUNAN ALAT
Lengkap (9 pemain) : Melody - Depan tengah Bass - Belakang kiri Cello - Belakang kanan Alat yang lain tergantung lebar panggung (2 atau 3 baris) dengan memperhatikan fungsi alat (Tenor & Alto).
NADA NADA DASAR
Nada nada dalam alat kolintang sebagai berikut:
C = 1 3 5 Cm = 1 2 5 D = 2 4 6 Dm = 2 4 6 E = 3 5 7 Em = 3 5 7 F = 4 6 1 Fm = 4 5 1 G = 5 7 2 Gm = 5 6 2 A = 6 1 3 Am = 6 1 3 B = 7 2 4 Bm = 7 2 4
Angklung
(www.davidclaudius.wordpress.com)
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari Tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
Calung
(Malihatun.wordpress.com)
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dariangklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonis (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.